Jumat, 25 September 2015

Puisi-Jika Maaf


Jika Maaf

Kala itu rintik hujan membasahi
Dan kita masih Menapaki jalanan aspal
Berjalan berlomba, sebelum rintik memenuhi kerasnya jalanan
Sesungguhnya aku tak tega
Tapi pun ku juga tak begitu mengerti
Dan harus berjalan meski yang lain tinggal memutar tangan
Ataupun melambaikan tangan

Tawaku dalam hati, menangis di dalam jiwa
Mengapa aku masih seperti ini
Mungkin juga, bodohnya diriku
Saat mungkin itu yang kau sebut romantis
Aku yang tak lagi merasa,
Padahal memang itu adanya.

Jika saja maaf masih diterima
Maafkanlah

Dan lagi ku ingat,
Saat hujan itu mulai reda
Mungkin juga korban iklan
Namanya juga anak muda,
Masih ku ingat bodohnya diriku
Yang tetap berbohong, sebentar lagi sampai.
Saat kau bilang sakit,
Itulah ketika kita mengayuh sepeda,
Melewati bukit yang membentang selebar jalan.

Jika saja maaf masih diterima
Maafkanlah

Maafkanlah, jika kau masih berkenan
Maafkanlah, aku yang terlalu bodoh
Maafkanlah aku yang tak pernah mengerti rasa
Terimakasih telah menjelaskan semuanya

Jangan ada dendam,
Jangan ada sesal di dalam jiwa
Bingkailah,
Jadikan semua itu sesuatu yang indah,
Saat kita masih melihat, dan masih sudi untuk mengingat
Terimakasih,
Cerita dengan mu luar biasa,
Jiwa ini masih terbelenggu dalam mimpi.

Purworejo, September 2015

Tidak ada komentar:

Flag Counter