Selasa, 23 Januari 2024

Materi | Level Gerak Tari | Teori Seni Tari | Pengertian Level dalam Gerak Tari

 

Level Gerak Tari

 

Seni Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis dan indah (RM. Soedarsono). Gerak tubuh manusia menjadi wujud aktualisasi ekspresi jiwa seorang koreografer melalui penari yang disampaikan kepada penonton. Komunikasi inilah yang umumnya membangun sebuah pertunjukan seni tari yang menarik untuk disaksikan. Selain, pesan tersirat dalam sebuah karya tentunya kreatifitas koreografi yang ditampilkan sangat mendukung kesuksesan karya tari di panggung pertunjukan. Komposisi koreografi akan terlihat lebih kreatif ketika koreografer menyusun pola lantai dan level gerak tari dengan imajinasinya. Semakin banyak pengembangan kedua hal tersebut biasanya karya tari akan memberikan daya pukau lebih kepada penonton lebih mudah. Sehingga sebuah karya tari tidak akan terkesan monoton dan tampak lebih atraktif dan tentunya tidak membosankan. Oleh karena itu, sebaiknya seorang koreografer ataupun seniman tari perlu mengetahui baik secara teoritik maupun praktik dari pola lantai dan level gerak tari. Berikut akan kami sampaikan sedikit teori tentang level gerak tari versi guru tari.

Secara singkat level gerak tari adalah tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak yang dapat dilakukan oleh penari. Hal ini menunjukan bahwa level gerak tari bukan mengarah pada tingkat kesulitan yang dialami penari dalam melakukan sebuah gerakan, tetapi jangkauan tubuh yang mampu dilakukan dalam melakukan sebuah gerak pada karya tari. Level gerak tari terbagi menjadi 3 yaitu Level tinggi/ atas, level sedang, dan level rendah/bawah. Adapun lebih lengkapnya dari level-level tersebut adalah sebagai berikut:

Level gerak tari ini berfungsi sebagai pembentuk dinamika, hal ini dilakukan untuk membuat karya tari menjadi tidak monoton dan lebih menarik untuk dilihat. Level gerak tari terbagi menjadi 3 yaitu Level tinggi/ atas, level sedang, dan level rendah/bawah.

a.       Level Tinggi

Level tinggi atau sering juga disebut level atas adalah gerak yang bisa dilakukan penari dengan jinjit, melompat, melayang di udara, atau melebihi tinggi badan penari itu sendiri.

Contoh : Trisik atau Srisig, Onclang, Jeblosan, Salto, melayang diudara, atau ketika seorang naik pada trap (panggung kecil portable) sehingga melebihi tinggi badan penari tersebut, dsb.

 

b.      Level Sedang

Level sedang adalah gerak yang bisa dilakukan penari dengan berdiri tegap atau dengan lutut ditekuk (mendhak).

Contoh :

Pose Level Sedang : Mendhak, Tanjak, Kuda-kuda, dsb.

Gerak Level Sedang : Kengser, Sabetan, Besut, Lumaksono, kapang-kapang, dsb.

 

c.       Level Rendah

Level rendah atau level bawah adalah gerak yang bisa dilakukan penari dengan duduk, jongkok, atau rata dengan panggung.

Contoh :

Pose level rendah : Silo, Jengkeng, Simpuh, dsb.

Gerak Level rendah : Sembahan, Nglayang, split, laku dodok, tayungan ngasut, dsb.

 

Kenapa dalam sebuah karya tari harus ada perbedaan level gerak tari? Tentunya level gerak tari ini memiliki beberapa manfaat dan fungsi antara lain sebagai berikut:

1.      Untuk membangun dinamika pertunjukan karya tari sehingga terkesan kreatif dan tidak monoton,

2.      Meningkatkan kreatifitas koreografer dalam menata sebuah karya tari,

3.      Mempermudah koreografer dalam mengeksplorasi sebuah gerak tari.

4.      Mempermudah koreografer dalam menampilkan daya pukau kepada penonton,

5.      Menguatkan penokohan penari pada level gerak tertentu, (misalnya raja menari di atas trap untuk menunjukkan penokohan yang lebih fokus), dsb.

Tarian yang bagus adalah tarian yang lengkap, maksudnya memiliki ketiga jenis level tersebut guna membangun dinamika untuk mencapai keindahan sebuah karya tari. Akan tetapi, ada beberapa tarian yang hanya memiliki salah satu level saja dalam membuat dinamikanya. Tarian ini hanya dijumpai pada level rendah, meski begitu nilai keindahannya tetap terjaga dan memiliki nilai estetis yang tinggi. Bahkan level rendah ini justru menjadikannya khas atau ciri khusus dari tarian tersebut sehingga menjadikannya istimewa. Adapun tarian yang dimaksud diantaranya adalah Tari Saman, Tari Kecak, Langendriyan, dan Langen Mandra Wanara. Tarian-tarian tersebut mayoritas menggunakan gerak level rendah bahkan semuanya menggunakan level rendah namun tetap memiliki nilai estetika yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Flag Counter