Seni
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis
dan indah (RM. Soedarsono). Gerak tubuh manusia menjadi wujud aktualisasi
ekspresi jiwa seorang koreografer melalui penari yang disampaikan kepada penonton.
Komunikasi inilah yang umumnya membangun sebuah pertunjukan seni tari yang
menarik untuk disaksikan. Selain, pesan tersirat dalam sebuah karya tentunya kreatifitas
koreografi yang ditampilkan sangat mendukung kesuksesan karya tari di panggung
pertunjukan. Komposisi koreografi akan terlihat lebih kreatif ketika
koreografer menyusun pola lantai dan level gerak tari dengan imajinasinya.
Semakin banyak pengembangan kedua hal tersebut biasanya karya tari akan
memberikan daya pukau lebih kepada penonton lebih mudah. Sehingga sebuah karya
tari tidak akan terkesan monoton dan tampak lebih atraktif dan tentunya tidak
membosankan. Oleh karena itu, sebaiknya seorang koreografer ataupun seniman
tari perlu mengetahui baik secara teoritik maupun praktik dari pola lantai dan
level gerak tari. Berikut akan kami sampaikan sedikit teori tentang level gerak
tari versi guru tari.
Secara singkat level gerak tari adalah tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak yang dapat dilakukan oleh penari. Hal ini menunjukan bahwa level gerak tari bukan mengarah pada tingkat kesulitan yang dialami penari dalam melakukan sebuah gerakan, tetapi jangkauan tubuh yang mampu dilakukan dalam melakukan sebuah gerak pada karya tari. Level gerak tari terbagi menjadi 3 yaitu Level tinggi/ atas, level sedang, dan level rendah/bawah. Adapun lebih lengkapnya dari level-level tersebut adalah sebagai berikut:
Level
gerak tari ini berfungsi sebagai pembentuk dinamika, hal ini dilakukan untuk
membuat karya tari menjadi tidak monoton dan lebih menarik untuk dilihat. Level
gerak tari terbagi menjadi 3 yaitu Level tinggi/ atas, level sedang, dan level
rendah/bawah.
a.
Level
Tinggi
Level tinggi atau sering juga disebut level atas
adalah gerak yang bisa dilakukan penari dengan jinjit, melompat, melayang di
udara, atau melebihi tinggi badan penari itu sendiri.
Contoh : Trisik atau Srisig, Onclang,
Jeblosan, Salto, melayang diudara, atau ketika seorang naik pada trap
(panggung kecil portable) sehingga melebihi tinggi badan penari tersebut, dsb.
b.
Level
Sedang
Level sedang adalah gerak yang bisa dilakukan penari
dengan berdiri tegap atau dengan lutut ditekuk (mendhak).
Contoh :
Pose Level Sedang : Mendhak, Tanjak, Kuda-kuda,
dsb.
Gerak Level Sedang : Kengser, Sabetan, Besut,
Lumaksono, kapang-kapang, dsb.
c.
Level
Rendah
Level rendah atau level bawah adalah gerak yang bisa
dilakukan penari dengan duduk, jongkok, atau rata dengan panggung.
Contoh :
Pose level rendah : Silo, Jengkeng, Simpuh, dsb.
Gerak Level rendah : Sembahan, Nglayang, split,
laku dodok, tayungan ngasut, dsb.
Kenapa
dalam sebuah karya tari harus ada perbedaan level gerak tari? Tentunya level
gerak tari ini memiliki beberapa manfaat dan fungsi antara lain sebagai
berikut:
1.
Untuk
membangun dinamika pertunjukan karya tari sehingga terkesan kreatif dan tidak
monoton,
2.
Meningkatkan
kreatifitas koreografer dalam menata sebuah karya tari,
3.
Mempermudah
koreografer dalam mengeksplorasi sebuah gerak tari.
4.
Mempermudah
koreografer dalam menampilkan daya pukau kepada penonton,
5.
Menguatkan
penokohan penari pada level gerak tertentu, (misalnya raja menari di atas trap
untuk menunjukkan penokohan yang lebih fokus), dsb.
Tarian
yang bagus adalah tarian yang lengkap, maksudnya memiliki ketiga jenis level
tersebut guna membangun dinamika untuk mencapai keindahan sebuah karya tari.
Akan tetapi, ada beberapa tarian yang hanya memiliki salah satu level saja
dalam membuat dinamikanya. Tarian ini hanya dijumpai pada level rendah, meski
begitu nilai keindahannya tetap terjaga dan memiliki nilai estetis yang tinggi.
Bahkan level rendah ini justru menjadikannya khas atau ciri khusus dari tarian
tersebut sehingga menjadikannya istimewa. Adapun tarian yang dimaksud
diantaranya adalah Tari Saman, Tari Kecak, Langendriyan, dan Langen Mandra Wanara.
Tarian-tarian tersebut mayoritas menggunakan gerak level rendah bahkan semuanya
menggunakan level rendah
namun tetap memiliki nilai estetika yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar