Rabu, 25 Januari 2017

Sahabat, saya, dan burjo

Ini menu semalam.
Jadi teringat masa PPL, bersama Muhammad Gunanggoro Priambodo, Larindah Septiyani, R Tanjung Putro.
Suatu ketika,
Kami kebetulan semuanya the kopites (Alias fansnya Liverp**l FC). Waktu itu kami disatukan kembali dg ini, ternyata mas gun, mbak larindah, dan saya sama-sama suka burjo juga.
Singkatnya, ba'da Maghrib kami sepakat untuk jalan2 disekitaran rumah singgah untuk sekedar membeli burjo. Tanjung kala itu setengah hati untuk ikut karena tidak begitu suka. Tapi setelah berfikir sejenak ia memutuskan untuk ikut, tapi sekedar menemani, karena katanya tidak suka.
Akhirnya kita nongkrong dah tu di penjual burjo, dekat lapangan, penjualnya orang madura. Mas gun dan mbak larindah pesen burjo pakai es, saya pesen yanh anget.
Setelah burjo dingin disajikan, tanjung sedikit tertarik nih, mungkin nampak lexat kali ya. Tanjung tampak seperti berfikir sejenak, dan akhirnya pesan juga, burjo hangat.
Hening sejenak, menjadi begitu ramai saat sendok dan mangkuk kami saling berkicau sahut2an, dan sedikit candaan kecil dari kami. Tak berapa lama, dalam sekejap burjo kami pun tatas, mangkuk bersih seperti belum dipakai hahaha, begitu pula dengan tanjung. Tak berapa lama mata saya, mbak larindah, dan mas gun terbalalak dan kurang percaya, ketika mendengar si Tanjung minta tambah.
Kami seketika tertawa, wong katanya ndak suka kok malah tambah. 😂
Spontan kami pun bertanya "tanjung lapar, apa doyan", tanjung pun membalas "wong enak kok".
Dan beruntungnya, kalau ndak salah waktu itu tanjung juga yang kemudian mentraktir kami, dan setelah hari itu, ketika tanjung mampir ke rumah singgah, ia mengajak kami untuk membeli burjo lagi.
Flag Counter