Ini menu semalam.
Jadi teringat masa PPL, bersama Muhammad Gunanggoro Priambodo, Larindah Septiyani, R Tanjung Putro.
Suatu ketika,
Kami kebetulan semuanya the kopites (Alias fansnya Liverp**l FC). Waktu itu kami disatukan kembali dg ini, ternyata mas gun, mbak larindah, dan saya sama-sama suka burjo juga.
Singkatnya, ba'da Maghrib kami sepakat untuk jalan2 disekitaran rumah singgah untuk sekedar membeli burjo. Tanjung kala itu setengah hati untuk ikut karena tidak begitu suka. Tapi setelah berfikir sejenak ia memutuskan untuk ikut, tapi sekedar menemani, karena katanya tidak suka.
Akhirnya kita nongkrong dah tu di penjual burjo, dekat lapangan, penjualnya orang madura. Mas gun dan mbak larindah pesen burjo pakai es, saya pesen yanh anget.
Setelah burjo dingin disajikan, tanjung sedikit tertarik nih, mungkin nampak lexat kali ya. Tanjung tampak seperti berfikir sejenak, dan akhirnya pesan juga, burjo hangat.
Hening sejenak, menjadi begitu ramai saat sendok dan mangkuk kami saling berkicau sahut2an, dan sedikit candaan kecil dari kami. Tak berapa lama, dalam sekejap burjo kami pun tatas, mangkuk bersih seperti belum dipakai hahaha, begitu pula dengan tanjung. Tak berapa lama mata saya, mbak larindah, dan mas gun terbalalak dan kurang percaya, ketika mendengar si Tanjung minta tambah.
Kami seketika tertawa, wong katanya ndak suka kok malah tambah. 😂
Spontan kami pun bertanya "tanjung lapar, apa doyan", tanjung pun membalas "wong enak kok".
Dan beruntungnya, kalau ndak salah waktu itu tanjung juga yang kemudian mentraktir kami, dan setelah hari itu, ketika tanjung mampir ke rumah singgah, ia mengajak kami untuk membeli burjo lagi.
Ini, sedikit cerita yang saya ingat. Karena mereka kemudian saya belajar.
Di kehidupan ini, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu sejalan dengan apa yang kita pikirkan.
Setiap orang memiliki idealimenya masing-masing.
Tapi kita juga punya hak untuk mengajak siapapun sahabat kita untuk ikut pada apa yang kita sukai. Tapi jangan memaksa.
Setiap orang punya idealismenya masing2, punya pemikirannya masing2, kadang kita tidak boleh menyalahkan selagi itu masih bersifat positif.
Nah sayangnya, kadang setiap orang memiliki masa dimana ia justru membeo, mengikuti angin bergerak, hingga warnanya tak terbentuk, bahkan memudar karena kuatnya angin yang mewarnainya. Jika itu terjadi hidupmu akan diwarnai oleh orang lain.
Inilah arti penting persahabatan, dimana setiap orang memiliki warnanya sendiri, kemudian mencampur bersinergi menjadi gradasi yang harmoni.
Saya fans Liver**** FC yang sejak SD jarang sekali punya teman yang sejalan. Tapi ternyata bersama mereka, saya tahu banyak mungkin hal inilah kita menyambung dalam satu pembahasan yang unik.
Selanjutnya tidak selamanya kita harus bersama orang yang sama-sama sejalan segalanya. Kita hanya sejalan beberapa, kita punya sedikit, dan teman kita mungkin punya banyak. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita ikut sahabat kita sejenak melepaskan kejenuhan duniamu, siapa tahu seperti tanjung yang kmudian menjadi suka.
Kadang kamu merasa tersesat dengan keadaan di dunia ini, kadang hidup seperti berkebalikan dengan apa yang kita inginkan. Ketika ini terjadi, kita lupa satu hal, bahwa Tuhan adalah sutradara terbaik kita, Allah SWT. Setial langkah kita telah ditentukan, dan telah diperhitungkan, ketika Beliau telah meridhoi, apakah kita yang salah atau Allah lah yang salah dengan skenarionya. So ketika kita bersyukur dengan keadaan, Tanjung pun mungkin sekarang tidak pernah tahu nikmatnya burjo di dekat lapangan rumah singgah PPL kami. Karena rasa syukurlah yang menuntun kita untuk hal yang lebih baik.
NB : bahasanya muter muter, entah apa yang membuatku sejenak ingin menuliskan ini, dan mungkin apa yang ada dipikiran tidak sesuai dengan tulisan yang telah diketikan. 😂. Tombo stressss hahahaha
Jadi teringat masa PPL, bersama Muhammad Gunanggoro Priambodo, Larindah Septiyani, R Tanjung Putro.
Suatu ketika,
Kami kebetulan semuanya the kopites (Alias fansnya Liverp**l FC). Waktu itu kami disatukan kembali dg ini, ternyata mas gun, mbak larindah, dan saya sama-sama suka burjo juga.
Singkatnya, ba'da Maghrib kami sepakat untuk jalan2 disekitaran rumah singgah untuk sekedar membeli burjo. Tanjung kala itu setengah hati untuk ikut karena tidak begitu suka. Tapi setelah berfikir sejenak ia memutuskan untuk ikut, tapi sekedar menemani, karena katanya tidak suka.
Akhirnya kita nongkrong dah tu di penjual burjo, dekat lapangan, penjualnya orang madura. Mas gun dan mbak larindah pesen burjo pakai es, saya pesen yanh anget.
Setelah burjo dingin disajikan, tanjung sedikit tertarik nih, mungkin nampak lexat kali ya. Tanjung tampak seperti berfikir sejenak, dan akhirnya pesan juga, burjo hangat.
Hening sejenak, menjadi begitu ramai saat sendok dan mangkuk kami saling berkicau sahut2an, dan sedikit candaan kecil dari kami. Tak berapa lama, dalam sekejap burjo kami pun tatas, mangkuk bersih seperti belum dipakai hahaha, begitu pula dengan tanjung. Tak berapa lama mata saya, mbak larindah, dan mas gun terbalalak dan kurang percaya, ketika mendengar si Tanjung minta tambah.
Kami seketika tertawa, wong katanya ndak suka kok malah tambah. 😂
Spontan kami pun bertanya "tanjung lapar, apa doyan", tanjung pun membalas "wong enak kok".
Dan beruntungnya, kalau ndak salah waktu itu tanjung juga yang kemudian mentraktir kami, dan setelah hari itu, ketika tanjung mampir ke rumah singgah, ia mengajak kami untuk membeli burjo lagi.
Ini, sedikit cerita yang saya ingat. Karena mereka kemudian saya belajar.
Di kehidupan ini, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu sejalan dengan apa yang kita pikirkan.
Setiap orang memiliki idealimenya masing-masing.
Tapi kita juga punya hak untuk mengajak siapapun sahabat kita untuk ikut pada apa yang kita sukai. Tapi jangan memaksa.
Setiap orang punya idealismenya masing2, punya pemikirannya masing2, kadang kita tidak boleh menyalahkan selagi itu masih bersifat positif.
Nah sayangnya, kadang setiap orang memiliki masa dimana ia justru membeo, mengikuti angin bergerak, hingga warnanya tak terbentuk, bahkan memudar karena kuatnya angin yang mewarnainya. Jika itu terjadi hidupmu akan diwarnai oleh orang lain.
Inilah arti penting persahabatan, dimana setiap orang memiliki warnanya sendiri, kemudian mencampur bersinergi menjadi gradasi yang harmoni.
Saya fans Liver**** FC yang sejak SD jarang sekali punya teman yang sejalan. Tapi ternyata bersama mereka, saya tahu banyak mungkin hal inilah kita menyambung dalam satu pembahasan yang unik.
Selanjutnya tidak selamanya kita harus bersama orang yang sama-sama sejalan segalanya. Kita hanya sejalan beberapa, kita punya sedikit, dan teman kita mungkin punya banyak. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita ikut sahabat kita sejenak melepaskan kejenuhan duniamu, siapa tahu seperti tanjung yang kmudian menjadi suka.
Kadang kamu merasa tersesat dengan keadaan di dunia ini, kadang hidup seperti berkebalikan dengan apa yang kita inginkan. Ketika ini terjadi, kita lupa satu hal, bahwa Tuhan adalah sutradara terbaik kita, Allah SWT. Setial langkah kita telah ditentukan, dan telah diperhitungkan, ketika Beliau telah meridhoi, apakah kita yang salah atau Allah lah yang salah dengan skenarionya. So ketika kita bersyukur dengan keadaan, Tanjung pun mungkin sekarang tidak pernah tahu nikmatnya burjo di dekat lapangan rumah singgah PPL kami. Karena rasa syukurlah yang menuntun kita untuk hal yang lebih baik.
NB : bahasanya muter muter, entah apa yang membuatku sejenak ingin menuliskan ini, dan mungkin apa yang ada dipikiran tidak sesuai dengan tulisan yang telah diketikan. 😂. Tombo stressss hahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar