Air dan Sungai
Zulletri 2014
Kau itu selalu membuatku mengalir tanpa sadar,
Kaulah si lembut yang membiarkanku mengerti daun kering
yang jatuh itu indah,
Dan melihat ikan-ikan kecil berlarian di sela-sela batuan
kecil.
Menyimpulkan semua dengan hati yang lapang dan selalu
positif thinking,
Kaulah yang selalu mengajakku bersyukur,
Melihat indahnya gunung, bukit, dan hamparan sawah
Kaulah yang membuatku selalu ingin berbagi.
Hingga kau juga yang membatasiku untuk tidak keluar dari
lintasanmu,
Dan kadang aku harus terjun bebas,
Namun orang-orang berkata itulah yang disebut keindahan.
Begitu juga ketika aku berisik ataupun tenang bersama
larutnya embun
Kaulah juga yang memberiku peringatan tentang cukup,
Mengingatkanku untuk memberikan secukupnya dan simpanlah
untuk hari esok,
Karena kau tak mau aku meluap dan meresahkan orang-orang
di luar sana.
Karena kau menginginkanku untuk tetap bisa berbagi dan
terus adil untuk mereka.
Dan hingga saatnya nanti
Saat-saat waktunya telah tiba,
Semua itu akan terasa,
Kau memang cerdas nda,
Saat waktu telah tiba kau lah yang mengubahku menjadi
memiliki rasa,
Menikmati sesuatu yang lebih indah,
Disini lebih indah dari saat itu,
Lihatlah bebatuan yang kau sebut karang,
Ikan-ikan kecil yang lebih pelangi, koral dan semuanya
lebih indah nda,
Dan kau tetap membiarkanku untuk memberimu apa,
Tanpa kau meminta dan memberi isyarat
Akankah ombak kecil yang damai, atau ombak yang berani,
Dan ataukah, aku harus marah padamu dan memberimu
setinggi 10 meter?
Indahnya engkau,
Dan kaulah yang selalu membuatku melemah
Dan membiarkan marahku menjadi ombak kecil yang damai,
semua itu indah,
Tak salah jika aku tetap percaya dan bertahan untukmu
Itukah yang dikatan air kepada aliran sungai?
Yogyakarta 16 Januari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar