Mawar
di Kaki Bukit
Teringat akan bulan
dasa
Kala itu hari
bilangan prima
Ketika hitungan
mencapai keajaiban dunia
Sangat jelas
tersimpan dalam memori ini
Saat iseng menebar
tawa
Namun,, kali ini
meneteskan mutiara
Aku tak percaya
Si jelek
menganggapku imitasi dari mawarnya yang telah layu
Yang seolah mulai
mekar kembali
Tapi, aku tak yakin
akan bersinar selaksa bintang
Aku hanya mawar
berduri
Ditengah pelataran
di kaki bukit
Warnaku tak seindah
mawar di toko bunga
Tapi,,,,
Ketika mentari tlah
terbit
Aku, telah tinggal di taman bertabur pelangi
Tempat itu kukira
terlalu indah
Searah jarum jam
berputar
Semangat itu pun
mulai terkikis
Di tambah, bunga
bunga indah seberang melambaikan daunnya
Bahkan rumputpun
terkias elok
Takut
Itu mungkin label
mawar kaki bukit
Iri ? minder ?
Itulah yang ku rasa
Sempat aku
melirik taman seberang
Embunnya terlihat
lebih jernih dan menyegarkan
Serasa sejuk di
kaki bukit
Tapi alarm
berdering di siang yang cerah
Tuhan berkata tidak
Akhirnya aku tak
pernah mekar untuknya
Aku hanya mawar
tiada bunga
Hanya daun dan
batang berduri
Jika mawar ini
mekar, apakah dia suka
Ku rasa tidak
Kaki bukit tak
seindah taman di tepi kota
Yogyakarta, Zulletri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar