Selasa, 18 Februari 2014

Mawar di Kaki Bukit

Mawar di Kaki Bukit


Teringat akan bulan dasa
Kala itu hari bilangan prima
Ketika hitungan mencapai keajaiban dunia
Sangat jelas tersimpan dalam memori ini

Saat iseng menebar tawa
Namun,, kali ini meneteskan mutiara
Dari sudut binar cahaya tulus

Aku tak percaya
Si jelek menganggapku imitasi dari mawarnya yang telah layu
Yang seolah mulai mekar kembali

Tapi, aku tak yakin akan bersinar selaksa bintang
Aku hanya mawar berduri
Ditengah pelataran di kaki bukit
Warnaku tak seindah mawar di toko bunga

Tapi,,,,
Ketika mentari tlah terbit
Aku, telah  tinggal di taman bertabur pelangi
Tempat itu kukira terlalu indah

Searah jarum jam berputar
Semangat itu pun mulai terkikis
Di tambah, bunga bunga indah seberang melambaikan daunnya
Bahkan rumputpun terkias elok

Takut
Itu mungkin label mawar kaki bukit
Iri ? minder ?
Itulah yang ku rasa

Sempat aku melirik  taman seberang
Embunnya terlihat lebih jernih dan menyegarkan
Serasa sejuk di kaki bukit
Tapi alarm berdering di siang yang cerah
Tuhan berkata tidak

Akhirnya aku tak pernah mekar untuknya
Aku hanya mawar tiada bunga
Hanya daun dan batang berduri
Jika mawar ini mekar, apakah dia suka
Ku rasa tidak
Kaki bukit tak seindah taman di tepi kota

Yogyakarta, Zulletri



Tidak ada komentar:

Flag Counter