Pola Lantai
Pola lantai (desain lantai/desain bawah) adalah garis
khayal pada panggung yang menunjukkan perpindahan posisi penari dan formasi
serta arah hadap penari. Menurut Sal Murgiyanto desain lantai atau floor design
adalah garis-garis di lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis
yang membentuk formasi penari kelompok. Pada beberapa buku disebutkan
bahwasannya pola lantai disebut juga dengan desain lantai atau ada juga yang
menuliskan dengan desain bawah. Pola lantai terbagi menjadi 2 jenis yaitu pola
garis lurus dan pola garis lengkung, akan tetapi pada pelaksanaan pembuatannya
dapat menghasilkan jenis ketiga yaitu pola garis campuran atau gabungan dari
keduanya. Penggunaan pola lantai secara praktik berfungsi sebagai pembentuk
dinamika karya tari agar lebih menarik dan pada perpindahan penari tari
kelompok agar tidak bertabrakan. Sedangkan secara tertulis berfungsi untuk membantu
penari, pembaca bahkan koreografer itu sendiri untuk mengingat karya tari yang
telah terbentuk serta mempermudah untuk mempelajari karya tari di kemudian hari.
Penulisan pola lantai biasanya tertuang pada penulisan danceskrip atau catatan
tari yang berisi pola lantai dan deskripsi tari. Berikut ini adalah beberapa
jenis pola lantai dalam seni tari :
a. Pola Garis Lurus
Pola garis lurus adalah garis perpindahan posisi penari atau formasi tari kelompok yang membentuk garis-garis lurus seperti, horizontal, diagonal, vertikal, zigzag dsb. Berikut contoh perpindahan posisi penari yang membentuk pola garis lurus:
b.
Pola
Garis Lengkung
Pola garis lengkung adalah garis perpindahan posisi
penari atau formasi tari kelompok yang membentuk garis-garis lengkung, seperti
lingkaran, melengkung, oval, spiral, dsb. Berikut contoh perpindahan posisi
penari yang membentuk pola garis lengkung:
Dan berikut
ini adalah beberapa contoh formasi tari kelompok yang membentuk pola garis
lengkung :
Gambar-gambar diatas menunjukan beberapa contoh perpindahan dan formasi tari yang disebut dengan pola lantai. Simbol-simbol lingkaran menunjukan penari, sementara garis putus-putus dengan anak panah menunjukan perpindahan posisi penari dan segitiga di depan lingkaran menggambarkan arah hadap penari. Selain itu bentuk trapezium tanpa alas menunjukan sebuah panggung yang digunakan untuk menari, dimana alas bawah adalah bagian depan, sedangkan bagian yang lebih pendek (atas) adalah bagian belakang panggung. Adapun simbol lingkaran juga melukiskan perbedaan level gerak tari. Adapun rinciannya sebagai berikut :
= menunjukan level tinggi, bisa memilih salah satu
= menunjukan level sedang
= menunjukan level rendah
Tujuan utama pembuatan pola lantai adalah untuk
membentuk dinamika karya, biasanya pola lantai berkaitan erat dengan level
gerak tari. Sehingga pola lantai dapat membentuk dinamika yang menarik, tarian
yang bagus umumnya memvariasikan kedua jenis pola lantai tersebut dalam
membangun dinamika karya tariannya. Meskipun begitu ada beberapa tarian yang
mayoritas hanya menggunakan salah satunya saja tetapi tetap memiliki nilai
estetika yang tinggi. Contoh tarian yang menggunakan mayoritas atau bahkan
semuanya mengunakan pola garis lurus adalah tari saman dan tari tangan seribu.
Sedangkan yang hanya memfokuskan atau mayoritas menggunakan pola garis lengkung
adalah tari kecak. -ZS-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar