Sabtu, 30 April 2016

Puisi Lilin 12

Ini impianku,

Meski hanya aku yang mendengar, melihat, dan merasa

Padamu yang lahir di dua belas

Inilah aku dengan penuh keraguanku

Angkuh dengan diri, sulit membuka diri

Namun karenamu

Kutuliskan selembar asaku

Untuk sekedar nama yang enggan pergi



Deru deras mengalir lepas

Inilah kisahnya, sandiwara lugu tak kunjung tuntas,

Ada hati sempat menolak, karena neraca usia tak bersahabat

Namun siapa peduli, namamu mengganggu setiap mimpi



Prahara hati kian mengikis

Rasa angkuh yang mulai rapuh

Akar ranting mulai bergoyang

Variasi cinta yang membingungkan

Inikah engkau yang dinantikan

Tidakah engkau menutup pintu

Apalah arti aku

Si rendah nan terpencil

Adakah jawab lilin lilin dua belas itu, entahlah

Rasa rasa yang kurasakan? Entahlah

Ini bukan syair yang berarti, hanya sekedar ungkapan huruf kapital awal baris kalimat.


Tidak ada komentar:

Flag Counter