Rabu, 11 Mei 2016

Puisi Syar'i nan

Aku lelaki juling bermata jalang
Ahli hisab pengamat pemakai jilbab
Getir hati saat terpikat, pekuk rindu tentramnya kalbu
Melihat ukhti dalam syar’i bukan syar’inan
Terdesit pelik syar’i hijabmu
Kian hari tak terganti, lama pula tak bersua
Pada engkau penuntun syurga

Ini karena engkau, aku lelaki jalang bermata juling
Ukhti jika saja kau masih bicara,
Tataplah mereka yang bilang ngetrend
Hijabnya membelalak mata, ketubuhan apa lagi yang ia banggakan
Relung hati berpeluh sedu
Hijabmu bukan ketagihan karena tuntutan, tapi tuntunan dan kebutuhan
Karenanya bukan sekedar pagar yang ia dustakan
Apa benar niat hati jika tutur katanya.  MasyaAllah, miris ukhti

Apalah arti jika begitu, syar’i ini bukan syar’inan
Bukan laksana sajadah yang kau injak-injak tanpa makna
Padahal ia tempatmu sujud
Syar’inya hanya syar’inan, seperti adzan tanpa iqomah

Petuah pilu lelaki juling bermata juling
Kenakan apa yang harus kau kenakan, tinggalkan ia yang tak patut kau kenakan
Sebelum hati menjadi juling, mari kita mulai meninting,
Tiada manusia punya hidayah, karena ukhtiku hanya bualan
Syair ini hanyalah ungkapan, Allahlah yang menunjukan,
Karena hanya Ia yang punya jalan, dan kau yang menentukan
Aku syar’i menangis perih, karena ukhtiku jalang telah terkubur


Tidak ada komentar:

Flag Counter