![]() |
Metamorfosa hidup |
Metamorfosa
Tangis
itu mengalir
Saatku
mulai meragukan keadilan Tuhan
Kilat-kilat
pertanyaan mulai meniup wajah
Menyisir
untuk memerah
Terdiam
dalam tanya
Menggerutu
dalam hati
Apa,
Mengapa, Bagaimana, sampai Kapan
Ah
apalah, dia menyebalkan
Dan
rasa syukur itu mulai larut
Carut
tergiling bersama kicauan setan
Katamu,
Tuhanmu selalu ada dalam kalbumu
Mungkin
jawaban Tuhan terlalu abstrak untuk dimengerti
Ingatlah
bahwa Ia lebih mengetahui dari apa yang engkau ketahui
Dialah
yang tak perlu kau ragukan lagi
Hardikmu
mengingatkanku
Ketika
guru kita mulai berkata
Kau
teramat indah untuk menjadi kupu-kupu jelita
Saat
kau adalah ia
Dan
kau mulai inginkan kawan seindah dirimu
Tapi
Tuhan memberimu ulat berbulu
Haruskah
engkau menyesal
Meratapi
nasib dan keadaan
Dan
seraya berkata, inilah ketidak adilan Tuhan
Bodoh
Sesungguhnya
Engkau
pun tahu bahwa ulat itu akan menjadi kupu-kupu yang indah
Yang
akan melengkapi dirimu, menemani langkah setiap kepakan sayapmu
Menyusuri
setiap sudut-sudut langit di atas awan
Ia
mungkin masih buruk
Bersabarlah,
ia dalam metamorfosa
Tuhanmu
lebih indah untuk melukiskan cerita
Tersenyumlah,
dan ulatmu akan segera menjadi kupu-kupu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar