Kamis, 25 Desember 2014

Puisi | Sang Mawar



Sang Mawar

Sang Mawar

Melangkah dalam senyuman
Warna-warna mawar tak juga memudar
Kilaunya terpancar sepanjang mata memandang
Ku rindu senyum manisnya

Kemarin aku melihat melati kuncup di halaman depan
Harumnya semerbak di terpa angin
Warnanya indah bersama terbitnya mentari
Suasana pagi yang indah kala itu
Ingin rasa ini untuk memetik
Namun,,,
Tak sanggup aku
Jika esok melihat sang mawar layu

Yah
Walau sang mawar
 Telah pindah di taman sebelah
Tapi hati ini, masih merasa memilikinya

Ku mengerti
Semua memang salahku
Aku tak merawatnya dengan baik

Ketika kemarau datang
Aku sibuk dengan ujianku
Tiada air untuk sang mawar

Ketika hujan  tiba
Aku acuh dan tinggalkan dirinya
Bahkan membiarkannya basah di tengah guyuran hujan

Mawar yang indah
Maafkan aku
Kini aku mengerti betapa laparnya engkau

Entah bagaimana aku bisa merawatmu lagi
Ingin rasanya merawatmu kembali
Merawatmu dengan baik
Ingat ketika itu, ku coba mencabut rumput kecil yang tumbuh disekeliling
Merapikan daun-daunmu yang indah
Walau kadang
Terlalu banyak air yang ku siramkan
Ku juga memetik duri-duri di tubuhnya
Yah, Serasa begitu indah dan menyenangkan
Meskipun kau hanya tumbuh di taman kecil
Di sebelah timur rumah

Yang hanya bisa melihat indahnya terbit sang fajar dan teriknya mentari di siang nan sepi
Mungkin taman itu juga tak begitu layak
Untuk mawar seindah engkau

Hati ini selalu gelisah
Ketika terbayang kilau sang mawar
Selalu, tersenyum malu aku ketika melihatmu
Aku pun bimbang, akankah mengambilmu lagi di taman seberang
Ataukah tinggal sebuah impian
Karena sekarang, jarak kita terlalu jauh


31 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Flag Counter